I couldn't possibly watch all the films made then for the simple reason that a few dozen are lost. Among the surviving ones, some are in such bad condition that the actors sound like they are speaking in tongues. Besides, my aim was never to be comprehensive or exhaustive but to follow ... a train of thought.
It's not meant to be a Best Of as not all these films are, by objective standards, the greatest. There are also quite a few prominent titles not on the list. So how did I choose the 120? Simply by picking what I, as a viewer, felt like watching (or re-watching). I watched in chronological order; so if, for example, I'd already seen two movies with the same lead couple, I would sometimes want to skip the third. It was a matter of instinct, but sometimes I'd follow a certain genre (such as the pontianak one) or director because they interested me.
I also chose to have as complete a list as I could of the three most interesting directors whose careers ended by 1972: K.M. Basker, P. Ramlee and Hussain Haniff.
As for the question of why 120 instead of 100 or 150 or even 200, the answer is quite naughty. And it will be explained in the rather long Introduction in the book :-)
So! How many of these have you seen, and which did you like?
- CINTA (Directed by BS Rajhans, released on 31 October 1948)
- NASIB (BS Rajhans, 25 July 1949)
- NILAM (BS Rajhans, 28 Sep 1949)
- RACUN DUNIA (BS Rajhans, 16 February 1950)
- ALOHA (BS Rajhans, 1950)
- PEMBALASAN (L Krishnan, 1950)
- DEWI MURNI (BS Rajhans, 1950)
- PERKAHWINAN RAHSIA (AR Tompel, 1951)
- ANTARA SENYUM DAN TANGIS (L. Krishnan, 27 February 1952)
- PERMATA DI PERLIMBAHAN (Haji Mahadi, 1952)
- PATAH HATI (KM Basker, 2 August 1952)
- MISKIN (KM Basker, 1 December 1952)
- TAS TANGAN WANITA (L. Krishnan, 1952)
- YATIM PIATU (BS Rajhans, 1952)
- HATI IBLIS (KM Basker, 1953)
- PUTUS HARAPAN (BN Rao, 2 March 1953)
- HUJAN PANAS (BN Rao, 15 August 1953)
- IMAN (KRS Sastry, 1954)
- PANGGILAN PULAU (S. Ramanathan, 4 July 1954)
- MENYERAH (KM Basker, 1955)
- PENARIK BECA (P. Ramlee, 30 October 1955)
- RIBUT (KM Basker, 1955)
- HANG TUAH (Phani Majumdar, 28 Januari 1956)
- SEMERAH PADI (P. Ramlee, 14 July 1956)
- ANAKKU SAZALI (Phani Majumdar, 27 October 1956)
- PENCURI (KM Basker, 1956)
- HANTU JERANGKUNG (K.M. Basker, 1957)
- MOGOK (KM Basker, 1957)
- PANCA DELIMA (P Ramlee, 7 July 1957)
- BUJANG LAPUK (P Ramlee, 30 November 1957)
- SUMPAH PONTIANAK (BN Rao, 1958)
- ANAK PONTIANAK (Ramon A. Estella, 1958)
- SERANGAN ORANG MINYAK (L Krishnan, 1958)
- SUMPAH ORANG MINYAK (P. Ramlee, 20 Apr 1958)
- KAKI KUDA (Kadir Sharma, 1958)
- MATAHARI (Ramon A. Estella, 1958)
- SERGEANT HASSAN (Lamberto Avellana, 26 Aug 1958)
- KORBAN FITNAH (PL Kapur, 1959)
- MAHSURI (BN Rao, 1959)
- RADEN MAS (L Krishnan, 1959)
- PENDEKAR BUKANG LAPOK (P. Ramlee, 1959)
- MUSANG BERJANGGUT (P. Ramlee, 1 August 1959)
- NUJUM PAK BELALANG (P. Ramlee, 26 December 1959)
- ANTARA DUA DARJAT (P. Ramlee, 1958)
- HANRU RIMAU (L. Krishnan/B.N. Rao/S. Roomai Noor, 1960)
- ISI NERAKA (Jamil Sulong, 1960)
- NOOR ISLAM (KM Basker, 1960)
- SUMPAH WANITA (Omar Rojik, 1960)
- ALI BABA BUJANG LAPOK (P Ramlee, 31 Jan 1961)
- SULTAN MAHMUD MANGKAT DIJULANG (KM Basker, 1961)
- HANG JEBAT (Hussain Haniff, 1961)
- SRI MERSING (Salleh Ghani, 1961)
- JALAK LENTENG (Salleh Ghani, 1961)
- PANJI SEMERANG (Omar Rojik, 1961)
- SENIMAN BUJANG LAPOK (P Ramlee, 6 Jul 1961)
- SUMPITAN RACUN (S. Roomai Noor, 1961)
- BADANG (S Roomai Noor, 1962)
- DANG ANOM (Hussain Haniff, 1962)
- IBU MERTUAKU (P. Ramlee, 7 March 1962)
- MATA SYAITAN (Hussain Haniff, 1962)
- KORBAN KASIH (Hussain Haniff, 1962)
- LABU & LABI (P. Ramlee, 29 August 1962)
- LAILA MAJNUN (BN Rao, 1962)
- LANCANG KUNING (M. Amin, 1962)
- MABUK KEPAYANG (Hussain Haniff, 1962)
- BAYANGAN DI WAKTU FAJAR (Usmar Ismail, 1963)
- CUCU DATUK MERAH (M. Amin, 1963)
- RAJA BERSIONG (Ramon Estella, 1963)
- NASIB SI LABU LABI (P. Ramlee, 26 Apr 1963)
- IBU AYAM (Salleh Ghani, 1963)
- KASIH TANPA SAYANG (Omar Rojik, 1963)
- MASUK ANGIN KELUAR ASAP (Hussain Haniff, 1963)
- GILA TALAK (Hussain Haniff, 1963)
- TAJUL ASHIKIN (M. Amin, 1961)
- RUMAH ITU DUNIA AKU (M. Amin, 1963)
- AIR MATA DUYUNG (M. Amin, 1964)
- DUA PENDEKAR (Hussain Haniff, 1964)
- MADU TIGA (P. Ramlee, 12 Feb 1964)
- KALUNG KENANGAN (Hussain Haniff, 1964)
- 3 ABDUL (P. Ramlee, 22 Apr 1964)
- PANGLIMA BESI (M. Amin, 1964)
- PONTIANAK GUA MUSANG (BN Rao, 1964)
- MAT 3/4 (Mat Sentul, 1964)
- CINTA KASIH SAYANG (Hussain Haniff, 1965)
- MUDA MUDI (M. Amin, 1965)
- IKAN EMAS (M. Amin, 1965)
- JIRAN SEKAMPUNG (Hussain Haniff, 1965)
- RAGAM P. RAMLEE (P. Ramlee, 1965)
- PUSAKA PONTIANAK (Ramon A. Estella, 1965)
- SAYANG SI BUTA (Omar Rojik, 1965)
- MASAM-MASAM MANIS (P. Ramlee, 21 August 1965)
- SABARUDDIN TUKANG KASUT (P. Ramlee, 1966)
- ANAK BULUH BETONG (S Kadarisman, 1966)
- DUA KALI LIMA (M. Amin, 1966)
- DO RE MI (P Ramlee, 1966)
- GERAK KILAT [JEFRI ZAIN - GERAK KILAT) (Jamil Sulong, 1966)
- NASIB DO RE MI (P. Ramlee, 1966)
- NAGA TASIK CINI (Nordin Ahmad, 1966)
- DAHAGA (Omar Rojik 1966)
- UDANG DI SEBALIK BATU (Hussain Haniff, 1966)
- NORA ZAIN - AGEN WANITA 001 (Low Wai, 1967)
- DOSA WANITA (M. Amin, 1967)
- SESUDAH SUBUH (P. Ramlee, 1967)
- KELUARGA 69 (P. Ramlee, 1967)
- MAT BOND (Mat Sentul & M. Amin, 1967)
- ANAK BAPAK (P. Ramlee, 1968)
- GERIMIS (P. Ramlee, 1968)
- RAJA BERSIONG (Jamil Sulong, 1968)
- AHMAD ALBAB (P. Ramlee, 1968)
- KANCAN TIRANA (P. Ramlee, 1969)
- BUKAN SALAH IBU MENGANDUNG (Jins Shamsuddin, 1969)
- 6 JAHANAM (P. Ramlee, 1969)
- SIAL WANITA (M. Amin, 1969)
- DR RUSHDI (P Ramlee, 1970)
- GELORA (P Ramlee, 1970)
- AKU MAHU HIDUP (M. Amin, 1970)
- PUAKA (M. Amin, 1970)
- PUTUS SUDAH KASIH SAYANG (P. Ramlee, 1971)
- JANGAN TINGGAL DAKU (P. Ramlee, 1971)
- LAKSAMANA DO RE MI (P. Ramlee, 1972)
11 comments:
soalan:
selepas menonton kesemua filem di atas, adakah anda merasakan Hussain Hanif lebih cool daripada P. Ramlee?
suka: byk sangat
nak sangat tgk: Semusim di Neraka.. Judul dia KELAS.. macam kena ragging ke apa ntah..
There seems to be something wonky about the Comments section today. The comment(s) you sent earlier accidentally disappeared! Do resend.
Orang yang anggap Hussain Haniff cool selalu merujuk hanya kepada 2 filemnya yg pertama, Hang Jebat & Dang Anom. Tapi 2 filem dia yg saya paling suka ialah Cinta Kasih Sayang & Jiran Sekampung yg tak pernah dianggap cool oleh sesiapa.
Dan saya lebih suka filem Hang Tuah (yg mungkin dianggap sentimental) lakonan P. Ramlee drp Hang Jebat arahan HH.
Mwahahahaha!
itu tanda nya amir dah jadi pakcik atau atok. Sebab itu dia bilang Hang Jebat dah tak cool.
"mari kita berdengung dulu..." petikan dalam filem mat bond.
mat sentul pun 2 filem saja.
saudara amir,
saya baru saja menonton filem susuk..anyway mmg dh lama nak tgk tp baru blh tgk skrg..saya suka kerja saudara, suntingan yg kemas tanpa ada plot yg tertinggal. namun begitu biasanye cerita seram spt ini msti ada part yg confuse..dan saya mmg slalu confuse..saya nak tau mata sape yg sentiasa mengintai setiap kali proses susuk tu nak masuk?
Mata Dukun Dewangga (Adlin Aman Ramlie).
Ejaan tajuk filem adalah fakta. Tapi nampaknya Sdr Amir tidak mengikut fakta.
Kalau Sdr banyak merujuk pada buku Filem-Filem P. Ramlee oleh Aziz Sattar dan Mustafar A.R., tentu tajuknya tidak tersalah eja.
Contohnya "Chinta" bukannya "Cinta". "Rachun Dunia" bukannya "Racun Dunia". "Permata Di-Perlimbahan" bukannya "Permata Di Perlimhana".
"Penarek Becha" bukannya "Penarik Beca". Anak-Ku Sazali" bukannya "Anakku Sazali". "Hantu Jerangkong" bukannya "Hantu Jerangkung". "Bujang Lapok" bukannya "Bujang Lapuk". "Nujum Pa' Blalang" bukannya "Nujum Pak Belalang"."Sultan Mahmood Mangkat Di-Julang" bukannya "Sultan Mahmud Mangkat Di Julang".
"Sumpitan Rachun" bukannya "Sumpitan Racun". "Mata Shaitan" bukannya "Mata Syaitan". "Korban Kaseh" bukannya "Korban Kasih". Dan banyak lagi.
Saya harap dalam buku 120 Malay Movies, tajuknya tepat tidak seperti yang tersenarai (bukan semua) dalam blog ini.
Kalau tidak, sayalah orangnya paling kecewa.
Usaha Sdr menerbitkan buku ini sangat baik tapi tidak menepati fakta.
Untuk pengetahuan Sdr, di Hollywood, Britain dan India ejaan
tajuk filem mereka (kalau dibukukan) jarang silap.
Hanya di Malaysia saja berlaku demikian.
Kenapa ya?
- Cucu Kassim Selamat.
Keputusan saya untuk menggunakan (selalunya) ejaan baru ada diterangkan dalam mukasurat 33 buku tersebut, silalah baca nanti ye!
Saya tahu siapa yang menulis komen ini sebab komen yang hampir sama telah ditinggalkan di blog lain, tapi menggunakan nama sebenar dan bukannya nama samaran. Kelakar juga.
Kelakar ke? Untuk menegur sesuatu yang baik.
Kalau itu tangkapan Sdr, sampai bila pun kesilapan tidak dapat diperbetulkan.
Siapa saya tidak penting. Teguran (kalau boleh terima) itu yang penting.
- Cucu Kassim Selamat (Mustafar A.R.).
Jumpa malam ni! :-)
Post a Comment